Klasifikasi Tujuan Mikroskop Optik
1. Klasifikasi lensa objektif:
Lensa objektif dapat dibagi menjadi lensa objektif kering dan lensa objektif perendaman cair sesuai dengan kondisi penggunaan yang berbeda; di antaranya, lensa objektif perendaman cair dapat dibagi menjadi lensa objektif perendaman air dan lensa objektif perendaman minyak (pembesaran yang umum digunakan adalah 90-100 kali).
Menurut perbesaran yang berbeda, dapat dibagi menjadi lensa objektif pembesaran rendah (kurang dari 10 kali), lensa objektif pembesaran sedang (sekitar 20 kali) dan lensa objektif pembesaran tinggi (40-65 kali).
Menurut situasi koreksi aberasi, dibagi menjadi lensa objektif akromatik (umum digunakan, lensa objektif yang dapat mengoreksi aberasi kromatik dari dua jenis cahaya warna dalam spektrum) dan lensa objektif apokromatik (lensa objektif yang dapat mengoreksi kromatik penyimpangan tiga macam warna cahaya dalam spektrum yang mahal dan jarang digunakan).
2. Parameter utama lensa objektif:
Parameter utama lensa objektif meliputi: pembesaran, apertur numerik, dan jarak kerja.
① Pembesaran mengacu pada rasio ukuran gambar yang terlihat oleh mata dengan ukuran spesimen yang sesuai. Ini mengacu pada rasio panjang daripada rasio luas. Contoh: Faktor pembesaran adalah 100×, yang mengacu pada spesimen dengan panjang 1 μm. Panjang gambar yang diperbesar adalah 100 μm. Jika dihitung dengan luas, maka diperbesar 10,000 kali.
Perbesaran total mikroskop sama dengan hasil kali pembesaran objektif dan lensa okuler.
②. Bukaan numerik juga disebut rasio bukaan, disingkat NA atau A. Ini adalah parameter utama lensa objektif dan kondensor, dan berbanding lurus dengan resolusi mikroskop. Sasaran kering memiliki bukaan numerik 0.05-0.95 dan objektif perendaman minyak (minyak cedar) memiliki bukaan numerik 1,25.
③. Jarak kerja mengacu pada jarak dari bagian bawah lensa depan lensa objektif ke bagian atas kaca penutup spesimen ketika spesimen yang diamati adalah yang paling jelas. Jarak kerja lensa objektif berhubungan dengan panjang fokus lensa objektif. Semakin panjang panjang fokus lensa objektif, semakin rendah perbesarannya, dan semakin jauh jarak kerjanya. Contoh: 10x lensa objektif ditandai dengan 10/0.25 dan 160/0.17, di mana 10 adalah perbesaran dari lensa objektif; 0,25 adalah bukaan numerik; 160 adalah panjang laras lensa (dalam mm); 0,17 adalah ketebalan standar kaca penutup (dalam mm) ). Jarak kerja efektif lensa objektif 10x adalah 6,5mm, dan jarak kerja efektif lensa objektif 40x adalah 0,48mm.
3. Fungsi lensa objektif adalah untuk memperbesar spesimen untuk pertama kali, dan merupakan bagian terpenting yang menentukan kinerja mikroskop—resolusi.
Resolusi juga disebut resolusi atau daya penyelesaian. Besar kecilnya resolusi dinyatakan dengan nilai jarak resolusi (jarak minimum antara dua titik objek yang dapat diselesaikan). Pada jarak fotopik (25cm), mata manusia normal dapat melihat dengan jelas dua titik objek yang berjarak 0.0terpisah 73mm. Nilai 0,073mm adalah jarak resolusi mata manusia normal. Semakin kecil jarak resolusi mikroskop, semakin tinggi resolusinya, dan semakin baik kinerjanya.
Ukuran resolusi mikroskop ditentukan oleh resolusi lensa objektif, dan resolusi lensa objektif ditentukan oleh bukaan numeriknya dan panjang gelombang cahaya iluminasi.
Saat menggunakan metode iluminasi sentral umum (metode iluminasi fotopik yang memungkinkan cahaya melewati spesimen secara merata), jarak resolusi mikroskop adalah d=0.61λ/NA
Dalam rumus, d——jarak resolusi lensa objektif, dalam nm.
λ—panjang gelombang cahaya iluminasi, satuan nm.
NA - bukaan numerik lensa objektif
Misalnya, bukaan numerik lensa objektif perendaman minyak adalah 1,25, dan rentang panjang gelombang cahaya tampak adalah 400-700nm. Jika panjang gelombang rata-rata adalah 550 nm, maka d=270 nm, yaitu kira-kira setengah dari panjang gelombang cahaya iluminasi. Secara umum, batas resolusi mikroskop yang disinari cahaya tampak adalah 0,2 μm.






