Ada beberapa alasan utama mengapa kesalahan pengukuran pada pengukur ketebalan lapisan terjadi.
Pengukur ketebalan lapisan mengadopsi teknologi induksi magnetik baru, yaitu efek Hall. Dengan mempelajari hubungan antara tegangan Hall dan arus operasi, ini mengukur medan magnet dan permeabilitas elektromagnet, dan mempelajari hubungan antara tegangan Hall dan medan magnet. Medan magnet ini menjadi teratur. Ketika prinsip ini diterapkan pada pengukur ketebalan lapisan, tidak perlu menyesuaikan benda uji. Terutama saat mengukur produk busur atau cekung, lebih sederhana dan nyaman digunakan.
Pengukur ketebalan lapisan menggunakan metode induksi elektromagnetik untuk mengukur ketebalan lapisan. Probe yang terletak di permukaan komponen menghasilkan sirkuit magnetik tertutup. Karena jarak antara probe dan bahan feromagnetik berubah, rangkaian magnetik akan berubah ke berbagai derajat, menyebabkan perubahan resistansi magnetik dan induktansi koil probe. Prinsip ini dapat digunakan untuk secara akurat mengukur jarak antara probe dan bahan feromagnetik, yaitu ketebalan lapisan.
Jika pengukur ketebalan lapisan tidak digunakan dalam waktu lama, perlu diisi dan dikosongkan secara teratur untuk mencegah baterai terkunci. Untuk beberapa benda kerja kecil atau benda kerja dengan lapisan pelapis yang sangat tipis, disarankan untuk menggunakan pengukuran kontinu.
Ada beberapa alasan untuk kesalahan pengukuran pengukur ketebalan lapisan:
1. Struktur dan bentuk material yang akan diukur dengan pengukur ketebalan berbeda. Pada benda kerja dengan struktur yang berbeda, distribusi medan magnet akan berbeda dengan struktur dan bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan kesalahan pengukuran.
2. Bahan yang diukur itu sendiri mengandung magnet. Beberapa bahan memiliki sisa medan magnet pada bahan yang akan diuji selama pemrosesan atau persyaratan proses tertentu. Karena distribusinya yang tidak merata, kesalahan pengukuran yang dihasilkan juga tidak konsisten, dan nilai terukur beberapa bagian pada benda kerja yang sama tiba-tiba menjadi lebih besar atau lebih kecil.
3. Bagian yang berbeda dari bahan yang sama juga dapat menghasilkan perubahan medan magnet. Misalnya, distribusi medan magnet antara tepi dan tengah bahan berbeda, yang akan menyebabkan kesalahan pengukuran.
4. Sifat bahan yang diukur berbeda, fluks magnet akan berbeda, yang juga merupakan salah satu penyebab kesalahan.
5. Ukuran dan ketebalan bahan berbeda, yang juga dapat menyebabkan kesalahan pengukuran.
6. Permukaan bahan yang diukur tidak cukup halus, yang juga menjadi penyebab kesalahan.






