Cara menggunakan multimeter untuk mengetahui apakah thyristor baik atau buruk
Thyristor adalah perangkat switching semikonduktor berdaya tinggi, yang fungsi utamanya adalah untuk mencapai kontrol arus yang tepat. Penurunan tegangan pada saat proses konduksi dan pemadaman relatif kecil, sehingga banyak digunakan dalam bidang elektronika daya. Saat menggunakan thyristor, ada beberapa metode untuk mengukur dan menilai kualitas thyristor:
1. Amati penampakannya
Pertama, seseorang dapat menentukan apakah thyristor rusak dengan mengamati tampilannya. Dalam keadaan normal, permukaan thyristor seharusnya tidak memiliki goresan, retakan, atau fenomena lainnya yang terlihat jelas. Jika ditemukan kerusakan atau terbakar pada permukaan thyristor, hal ini menandakan bahwa thyristor mungkin telah rusak.
2. Periksa pinnya
Kedua, pin thyristor dapat diperiksa apakah ada kelonggaran, kerusakan, dan fenomena lainnya. Dalam keadaan normal, pin thyristor harus terhubung dengan kuat ke papan sirkuit tanpa korosi. Jika ditemukan pin yang longgar atau patah, ini menunjukkan bahwa thyristor mungkin telah rusak.
3. Ukur resistensi
Untuk menentukan kualitas thyristor dengan lebih akurat, multimeter dapat digunakan untuk mengukur resistansinya. Hubungkan probe merah multimeter ke gerbang thyristor (A+) dan probe hitam ke emitor thyristor (K). Pada titik ini, multimeter seharusnya menampilkan nilai resistansi yang lebih rendah (biasanya antara beberapa ratus ohm dan beberapa ribu ohm). Jika nilai resistansi yang ditampilkan pada multimeter tidak terbatas atau sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa thyristor mungkin telah rusak; Jika nilai resistansi yang ditampilkan pada multimeter rendah, hal ini menunjukkan bahwa thyristor berfungsi dengan baik.
4. Uji kemampuan menghidupkan dan mematikan
Untuk mengevaluasi lebih lanjut kualitas thyristor, tes dapat dilakukan pada konduksi dan kemampuan mematikannya. Hubungkan thyristor ke beban yang sesuai (seperti bola lampu, motor, dll.), lalu masukkan sinyal arus maju. Jika thyristor dapat mengalir secara normal dan menahan arus beban, serta dapat dengan cepat memutus arus ketika dimatikan, hal ini menunjukkan bahwa thyristor bekerja dengan normal; Jika thyristor tidak dapat menghantarkan listrik atau tidak dapat mati secara normal setelah dihantarkan, hal ini menunjukkan bahwa thyristor mungkin telah rusak.
5. Periksa sirkuit penggerak
Selain memeriksa langsung thyristor itu sendiri, perlu juga dilakukan pengecekan apakah rangkaian penggeraknya berfungsi dengan baik. Jika sirkuit penggerak tidak berfungsi, hal ini dapat menyebabkan thyristor tidak berfungsi. Osiloskop atau instrumen pengujian lainnya dapat digunakan untuk memeriksa bentuk gelombang sinyal dari rangkaian penggerak untuk menentukan apakah itu normal.






