Empat Penghindaran Pengoperasian yang Tidak Benar dan Penurunan Sensitivitas Detektor Gas Mudah Terbakar
Proses penggunaan detektor gas yang mudah terbakar relatif sederhana, namun banyak operator di lokasi tidak mengikuti prosedur pengoperasian yang benar selama proses penggunaan tertentu, sehingga mengakibatkan penurunan sensitivitas dan kesalahan signifikan dalam akurasi detektor gas yang mudah terbakar. Jadi, apa saja tindakan pencegahan dalam menggunakan detektor gas yang mudah terbakar? Di bawah ini, editor Yiyuntian akan memperkenalkannya kepada Anda.
1. Perhatikan kalibrasi dan pengujian rutin
Detektor gas beracun dan berbahaya, seperti instrumen analitik dan deteksi lainnya, diukur menggunakan metode perbandingan relatif: pertama, instrumen dikalibrasi dengan gas nol dan gas konsentrasi standar, dan kurva standar disimpan dalam instrumen. Selama pengukuran, instrumen membandingkan sinyal listrik yang dihasilkan oleh konsentrasi gas dengan sinyal listrik konsentrasi standar, dan menghitung nilai konsentrasi gas yang akurat. Oleh karena itu, memusatkan perhatian pada instrumen kapan saja dan mengkalibrasi instrumen secara teratur merupakan tugas penting untuk memastikan pengukuran yang akurat.
Perlu dicatat bahwa banyak detektor gas saat ini dapat menggantikan sensor pendeteksinya, namun ini tidak berarti bahwa suatu detektor dapat dilengkapi dengan probe detektor yang berbeda kapan saja. Kapan saja, saat mengganti probe, selain memerlukan waktu aktivasi sensor tertentu, instrumen juga harus dikalibrasi ulang. Selain itu, disarankan untuk melakukan pengujian respons terhadap gas standar yang digunakan di berbagai instrumen sebelum digunakan untuk memastikan bahwa instrumen tersebut benar-benar berperan protektif.
2. Perhatikan gangguan deteksi antar sensor yang berbeda
Secara umum, setiap sensor berhubungan dengan gas pendeteksi tertentu, namun tidak ada detektor gas yang benar-benar efektif. Oleh karena itu, ketika memilih sensor gas, upaya harus dilakukan untuk memahami gangguan pendeteksian gas lain pada sensor, untuk memastikan deteksi akurat terhadap gas tertentu.
3. Perhatikan umur berbagai sensor
Semua jenis sensor gas memiliki masa pakai tertentu, yaitu masa pakainya. Secara umum, pada instrumen portabel, sensor LEL memiliki umur yang lebih panjang dan dapat digunakan selama sekitar tiga tahun; Umur detektor fotoionisasi adalah empat tahun atau lebih; Umur sensor gas spesifik elektrokimia relatif singkat, biasanya satu hingga dua tahun; Umur sensor oksigen paling pendek, sekitar satu tahun. Masa pakai sensor elektrokimia bergantung pada pengeringan elektrolit, jadi jika tidak digunakan dalam waktu lama, menyegelnya di lingkungan bersuhu lebih rendah dapat memperpanjang masa pakainya hingga batas tertentu. Instrumen tetap memiliki umur yang lebih panjang karena volumenya yang relatif besar. Oleh karena itu, sensor harus diuji setiap saat dan digunakan semaksimal mungkin dalam masa validitasnya. Jika gagal, mereka harus diganti tepat waktu.
4. Perhatikan rentang pengukuran konsentrasi alat pendeteksi
Semua jenis detektor gas beracun dan berbahaya memiliki jangkauan deteksi tetap. Hanya dengan menyelesaikan pengukuran dalam rentang pengukurannya, instrumen dapat memastikan pengukuran yang akurat. Jika pengukuran melebihi rentang pengukuran dalam waktu lama, hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sensor.






