Klasifikasi dan penggunaan pengukur kebisingan digital
Digital Noise Meter - Klasifikasi
1. Pengukur kebisingan digital, yang juga disebut pengukur tingkat suara, dapat dibagi menjadi pengukuran karakteristik kebisingan lingkungan (bidang suara) dan pengukuran karakteristik sumber suara dari objek pengukuran.
2. Dari karakteristik waktu sumber suara atau bidang suara, dapat dibagi menjadi pengukuran kebisingan kondisi tunak dan pengukuran kebisingan kondisi tidak stabil. Kebisingan non-stasioner dapat dibagi menjadi kebisingan periodik, kebisingan tidak teratur dan suara pulsa.
3. Dari karakteristik frekuensi sumber suara atau bidang suara, dapat dibagi menjadi derau broadband, derau pita sempit, dan derau yang mengandung komponen nada murni yang menonjol.
4. Dari persyaratan akurasi pengukuran, dapat dibagi menjadi pengukuran presisi, pengukuran teknik dan survei kebisingan.
Digital Noise Meter - Cara Menggunakan
Baik tidaknya alat pengukur kebisingan digunakan dengan benar atau tidak secara langsung akan mempengaruhi keakuratan hasil pengukuran. Saat mengukur, instrumen harus memilih gigi yang benar sesuai dengan situasinya, pegang meteran tingkat suara untuk pengukuran kebisingan dengan dua tangan rata, dan respons kepala meteran dapat dibagi menjadi empat jenis sesuai dengan sensitivitasnya:
1. "Lambat". Konstanta waktu kepala meteran adalah 1000ms, yang umumnya digunakan untuk mengukur kebisingan kondisi-mapan, dan nilai yang diukur adalah nilai efektif.
2. "Cepat". Konstanta waktu kepala meteran adalah 125ms, yang umumnya digunakan untuk mengukur kebisingan yang tidak stabil dan kebisingan lalu lintas dengan fluktuasi yang besar. Gigi cepat dekat dengan respons telinga manusia terhadap suara.
3. "Pulsa atau penahan pulsa". Waktu naik jarum arloji adalah 35ms, yang digunakan untuk mengukur kebisingan pulsa dengan durasi yang lama, seperti pukulan tekan, palu, dll. Nilai yang diukur adalah nilai efektif maksimum.
Rentang frekuensi
Tidak ada hubungan langsung antara frekuensi dan tingkat kebisingan, dan frekuensi tinggi tidak berarti desibel tinggi.
Frekuensi di sini terutama mengacu pada frekuensi dalam akustik, yaitu frekuensi audio.
Suara adalah getaran mekanis yang mampu merambat melalui materi dalam berbagai keadaan materi. Zat yang mampu mentransmisikan suara ini disebut media. Bunyi tidak dapat merambat dalam ruang hampa. Bunyi yang kita dengar juga merupakan gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu. Rentang frekuensi pendengaran manusia adalah sekitar 20 ~ 20000Hz, di luar rentang ini tidak dirasakan oleh telinga kita. Di bawah 20Hz adalah infrasonik, dan di atas 20000Hz adalah ultrasonik. Semakin tinggi frekuensi bunyi, semakin tinggi nada bunyi, dan semakin rendah frekuensi bunyi, semakin rendah nada bunyi.